Profil Desa Banyusari

Ketahui informasi secara rinci Desa Banyusari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Banyusari

Tentang Kami

Profil Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Magelang, sebuah sentra perikanan air tawar dan lumbung padi yang vital. Jelajahi potensi budidaya ikan, sistem mina padi, wisata kuliner pemancingan yang khas, serta data demografi masyarakatnya yang produktif.

  • Sentra Perikanan Air Tawar

    Merupakan pusat utama budidaya ikan air tawar (khususnya lele dan nila) di Kecamatan Grabag, yang menjadi motor penggerak ekonomi desa.

  • Model Pertanian Terpadu

    Dikenal karena keberhasilannya mengintegrasikan pertanian padi sawah dengan budidaya ikan melalui sistem mina padi yang efisien dan berkelanjutan.

  • Destinasi Wisata Kuliner

    Telah berkembang menjadi tujuan populer untuk wisata pemancingan dan kuliner ikan segar, yang menyajikan hasil budidaya langsung dari kolam kepada konsumen.

XM Broker

Desa Banyusari, yang namanya secara harfiah berarti "Sari Pati Air," merupakan sebuah wilayah di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang hidup dan berkembang selaras dengan namanya. Ini bukanlah sekadar nama, melainkan sebuah cerminan akurat dari identitas geografis, ekonomi dan sosial masyarakatnya. Diberkahi dengan sumber daya air yang melimpah, Banyusari telah mentransformasikan lanskapnya menjadi pusat produksi agraris yang unggul, dengan dua pilar utama yang menopangnya: pertanian padi sawah yang subur dan budidaya perikanan air tawar yang intensif. Perpaduan harmonis antara air, ikan, dan padi ini tidak hanya menjadikan Banyusari sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai destinasi agrowisata kuliner yang unik di Magelang.


Geografi dan Demografi: Desa di Atas Berkah Air

Secara geografis, Desa Banyusari terletak di kawasan lembah atau basin yang relatif datar di Kecamatan Grabag. Posisi ini memungkinkannya menampung dan mengelola aliran air dari dataran yang lebih tinggi secara optimal, menciptakan sebuah ekosistem lahan basah yang sangat produktif. Lanskap desa ini didominasi oleh sebuah mosaik yang memanjakan mata, terdiri dari hamparan sawah hijau yang luas berpadu dengan kilau perak dari ribuan kolam ikan yang tersebar di antara pemukiman warga. Jaringan irigasi yang kompleks dan teratur menjadi urat nadi yang mengaliri kehidupan dan aktivitas ekonomi di seluruh penjuru desa.Berdasarkan data statistik terbaru per September 2025, Desa Banyusari memiliki luas wilayah 3,25 kilometer persegi. Desa ini menjadi tempat tinggal bagi sekitar 4.500 jiwa, yang menghasilkan tingkat kepadatan penduduk mencapai angka 1.385 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang tinggi ini merupakan indikator dari tingkat produktivitas lahan yang tinggi, di mana setiap jengkal tanah dimanfaatkan secara optimal, dan menjadi bukti bahwa desa ini merupakan pusat pemukiman yang mapan dan sejahtera. Keberlimpahan air inilah yang menjadi fondasi utama bagi struktur demografi dan ekonomi Desa Banyusari yang dinamis.

Perikanan Air Tawar sebagai Denyut Ekonomi Utama

Jika desa-desa tetangga di pegunungan mengandalkan sayur-mayur, maka Desa Banyusari menjadikan perikanan air tawar sebagai motor penggerak ekonominya. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu sentra utama budidaya ikan air tawar di Kabupaten Magelang. Ratusan kepala keluarga menggantungkan hidupnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari aktivitas budidaya ikan ini. Kolam-kolam terpal maupun kolam tanah berjejer rapi di halaman belakang rumah, di sela-sela sawah, dan di lahan-lahan khusus, menunjukkan betapa masifnya industri ini di tingkat desa.Komoditas utama yang dibudidayakan meliputi berbagai jenis ikan yang memiliki permintaan pasar tinggi, seperti ikan lele, nila, ikan mas, dan gurami. Aktivitas budidaya mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari pembenihan (pembibitan) hingga pembesaran. Para pembudidaya di Banyusari telah menguasai teknik-teknik budidaya yang efisien, memungkinkan mereka untuk panen secara berkala sepanjang tahun.Hasil panen dari Banyusari tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal di Grabag, tetapi juga dipasok secara rutin ke kota-kota besar di sekitarnya, termasuk Magelang, Semarang, dan Yogyakarta. Keberadaan kelompok-kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) menjadi sangat vital dalam ekosistem ini. Kelompok ini berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan, mengakses pakan dengan harga lebih murah, serta memperkuat posisi tawar dalam pemasaran hasil panen.

Harmoni Mina Padi: Integrasi Pertanian dan Perikanan

Selain menjadi sentra perikanan, Desa Banyusari juga merupakan lumbung padi yang penting. Kekuatan utama desa ini terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan kedua sektor tersebut secara harmonis, seringkali melalui sistem pertanian terpadu yang dikenal sebagai "Mina Padi". Sistem ini merupakan puncak dari kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya air secara efisien. Dalam praktik mina padi, ikan (biasanya ikan mas atau nila) ditebar dan dibesarkan di sawah yang sedang ditanami padi.Integrasi ini menciptakan sebuah hubungan simbiosis mutualisme yang sangat menguntungkan. Ikan membantu mengendalikan hama dan gulma dengan memakannya, sementara kotoran ikan berfungsi sebagai pupuk organik alami yang menyuburkan tanaman padi. Di sisi lain, tanaman padi memberikan naungan dan perlindungan bagi ikan dari predator. Hasilnya, dalam satu siklus tanam, petani dapat memanen padi sekaligus ikan, melipatgandakan produktivitas lahan dan pendapatan mereka.Praktik mina padi ini menjadikan Banyusari sebagai contoh model pertanian berkelanjutan. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi ekonomi tetapi juga ramah lingkungan karena mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida. Keberhasilan dalam menerapkan sistem ini menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan masyarakat Banyusari terhadap ekosistem lahan basah mereka.

Tata Kelola Pemerintahan dan Dukungan Terhadap Ekonomi Lokal

Pemerintahan Desa Banyusari, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan didukung oleh perangkat desa serta BPD, memainkan peran aktif sebagai fasilitator dan pendukung utama bagi geliat ekonomi lokal. Menyadari bahwa pertanian dan perikanan merupakan jantung kehidupan desa, program-program pembangunan yang dirancang seringkali berfokus pada penguatan kedua sektor ini. Pemerintah desa secara rutin berkoordinasi dengan dinas terkait di tingkat kabupaten, seperti Dinas Peternakan dan Perikanan serta Dinas Pertanian, untuk mendatangkan program penyuluhan, pelatihan, dan bantuan sarana produksi bagi para petani dan pembudidaya.Salah satu peran krusial pemerintah desa ialah dalam pengelolaan sumber daya air. Bekerja sama dengan organisasi petani seperti Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), pemerintah desa membantu memastikan bahwa distribusi air melalui jaringan irigasi berjalan adil dan merata, meminimalisir potensi konflik antar pengguna air. Selain itu, pemerintah desa juga turut mempromosikan potensi desa, terutama di sektor agrowisata kuliner, sebagai bagian dari upaya diversifikasi ekonomi dan peningkatan citra desa.

Potensi Wisata Kuliner dan Edukasi

Identitas kuat Desa Banyusari sebagai pusat perikanan telah melahirkan potensi turunan yang sangat menjanjikan, yaitu wisata kuliner berbasis ikan segar. Desa ini secara alami menjadi destinasi bagi para pencinta kuliner yang ingin menikmati hidangan ikan air tawar langsung dari sumbernya. Di sepanjang jalan-jalan desa, mulai bermunculan warung-warung makan dan lesehan yang khusus menyajikan menu ikan bakar, ikan goreng, dan olahan lainnya dengan cita rasa yang khas.Selain itu, wisata pemancingan juga menjadi daya tarik yang populer. Beberapa pembudidaya telah mengembangkan sebagian kolam mereka menjadi area pemancingan komersial, di mana pengunjung dapat merasakan sensasi memancing dan langsung membawa pulang atau meminta hasil tangkapannya untuk dimasak di tempat. Aktivitas ini menjadi pilihan rekreasi keluarga yang menarik, terutama pada akhir pekan.Lebih jauh lagi, Banyusari memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi. Sistem mina padi dan proses budidaya ikan dari hulu ke hilir merupakan materi pembelajaran yang sangat berharga bagi siswa sekolah, mahasiswa, maupun masyarakat umum yang tertarik pada bidang agribisnis. Dengan pengemasan yang baik, desa ini dapat menawarkan paket tur edukatif yang memberikan wawasan tentang model pertanian terpadu dan berkelanjutan.


Inovasi Berbasis Air untuk Masa Depan Sejahtera

Desa Banyusari merupakan bukti nyata bagaimana sebuah komunitas dapat mencapai kemakmuran dengan mengoptimalkan dan menghargai anugerah sumber daya air. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk terus berinovasi. Tantangan seperti pengelolaan kualitas air, pencegahan penyakit ikan, dan persaingan pasar harus dihadapi dengan strategi yang adaptif. Inovasi dapat dilakukan melalui pengembangan produk olahan ikan yang memiliki nilai jual lebih tinggi (seperti abon lele, kerupuk ikan, atau ikan beku siap saji), serta peningkatan kualitas layanan dalam sektor wisata kuliner. Dengan terus menjadikan air sebagai sumber inspirasi untuk berkreasi, Desa Banyusari memiliki prospek yang sangat cerah untuk menjadi desa agropolitan yang maju, mandiri, dan berkelanjutan.